laki itu
memandang bergairah pada Fini yang
merah padam. Lalu,
tak ayal.
Budiman menyerbu naik
ke ranjang dan
menarik lepas
selimut pada
tubuh Fini. Fini pura·pura menahan tarikan
Budiman.
Namun Budiman
hanya tertawa lepas dan menyodorkan badannya ke
badan Fini.
Tak berdaya, Fini
menerima pelukan Budiman
dengan
nafsu yang masih
tertahan.
Tapi, kali ini dia
salah. Fupanya Budiman tidak begitu
tertarik
dengan tubuhnya.
Budiman malah merunduk
mengamati benda
kecil agak
bonyok di selangkangan
Fini. Fini memejamkan
mata
berusaha menutup
rapat pahanya, seakan malu atas keterbukaannya
pada Budiman. Budiman membuka paksa paha Fini. Fini berusaha
pura·pura menahan,
agar tidak terlalu
kentara sudah begitu
bernafsu pada Budiman.
Namun, kemaluannya
rupanya tidak mau
kompak dengan
pikiran Fini.
Kemaluannya justru sudah
basah dan lembut
saat
Budiman meusuk
nusuknya dengan jari
tengahnya. Cairan bening
Fini malah
semakin mengucur deras.
Dan Budimanpun lantas
membenamkan hidungnya
menghirup aroma khas Fini.
"Enak Fin:"
tanya Budiman disela·sela kegiatannya..
Fini diam saja
sambil menahan nafas.
Sebelah tangan
Budiman asyik mengocok rudalnya sendiri saat
dia menjilati
gundukan kemaluan Fini.
Fini menggelinjang hebat.
|engerang. Tangannya
menekan kepala Budiman
ke arah
kemaluannya.
Budiman menjilati
terus cairan yang
terus saja keluar
dari
kemaluan Fini.
"Sekarang
Bud.."
"Apanya..:"
Budiman nakal.
"Masukkan
k****lmu... Plisssss" rengek Fini.
"Kau tak
malu minta dike***t:" ledek
Budiman, namun
badannya bangkit
mulai menimpa Fini. Fini tersenyum malu.
Fudalnya digenggam
Fini dengan cepat.
Dan sekarang Fini
menundul rudal
Budiman ke arah mulut liang senggamanya.
Terasa
kepala rudalnya
mulai menyentuh bibir
kemaluannya.
Digosokkannya pelan
kepa rudal itu
ke atas ke
bawah agar basah
dengan cairan
vaginanya. Budiman juga
mulai mengeluarkan
precum bening
tanda sudah siap untuk melakukan proses reproduksi
paling primitif
makhluk hidup.
Namun, dia
belum pernah tahu
ada makhluk hidup
lain yang
bersenggama lebih
dari sekali dalam
waktu singkat. Atau
mungkin
belum ada
penelitian ilmiah ke
sana: Tapi, bagaimana
dengan
ayam, yang bisa
ngeseks terus terusan. Ìtu lain,
tujuannya memang
untuk reproduksi.
Tentu berbeda dengan
perbuatan Fini dan dia
malam ini, mereka
tidak memikirkan reproduksi. Dalam hati
malah
Budiman berharap,
kalau bisa jangan
sampai Fini hamil.
|ereka
lebih dari melampiaskan
nafsu syawat dari pada berreproduksi.
Masa Bodoh..
Budiman mulai
memasukkan rudalnya lagi.
Kali ini tidak
sedikit demi
sedikit. Tapi disentakkannya dengan
kuat ke arah
selangkangan Fini.
Sekuat kuatnya. Sekuat
kakinya bisa menekan
ke bawah. Hampir patah tulang pinggangnya dirasa Fini. Lalu..
Bruk...
Fanjang jatuh.
Mungkin tak kuat
menahan dorongan kuat
Budiman.
Keduanya berpandangan
sejenak. Lalu tertawa.
Tak perlu
khawatir.. Fumah ini sangat
sepi, pikir keduanya.
Paling Dimas
yang mendengar.
Apalagi dengan hujan
lebat yang turun
diluar.
Tak bakal ada
yang sadar kelakukan gila mereka berdua.
Lalu, dengan
tak kurang ganasnya,
Budiman menghujam
hujamkan berulang
kali rudal besarnya.
Fini meringis ringis
merasakan sodokan
ganas Budiman. Tak
kuasa lagi dia
mengimbangi sodokan
Budiman dengan goyang
pantat seperti tadi.
Tak kuasa..
Bernafaspun dia susah
dengan Budiman yang
agak
tegak menyerang
vaginanya.
Sekali·kali Fini
hanya bisa membantu
sodokan Budiman
dengan memegang
pantat berotot Budiman
agar menekan lebih
dalam ke arahnya.
Mata Fini
sebentar tertutup sebentar
terbuka. Lain dengan
Budiman yang
tak juga kunjung
lelah memompa dalam
posisi yang
itu·itu saja.
Budiman menikmati sensasi
kesakitan yang dirasakan
Fini. Dia
menikmati setiak ringisan
Fini. Semakin dilihatnya
Fini
kepayahan, semakin
dia menggasak dengan
ganas. Entah berapa
kali Fini
mengalami orgasme dalam
ronde kali ini.
Sementara
Budiman masih
saja kuat dan
belum memperlihatkan tanda
tanda
akan usai.
Budiman tiba tiba berhenti.
Dicabutnya rudalnya pelan.
Seperti suara
kloset mampet, rudalnya
tercabut agak susah
dan
langsung berdiri
ngaceng menantang. Basah dan hitam
gelap.
Budiman mengangkat
kaki Fini sebelah.
Disangkutkannya ke
pundaknya. Dengan ranjang yang sudah rubuh ke
bawah. Budiman
merasa semakin
leluasa untuk menyalurkan
seluruh kekuatannya.
Tak main
tanya, disodokkannya lagi
rudalnya. Fini menjerit·jerit
keenakan. Kepalanya menggeleng ke kanan ke kiri. Terasa kali ini
rudal Budiman
amblas sedalam·dalamnya. Budiman
sendiri tidak
menyianyiakan kesempatan
ini. Dia juga
merasakan kenikmatan
teramat sangat
dalam senggama kali ini. Begitu terus.
Terkadang Budiman
merasa kelelahan juga. Dia
sudah mulai
keringatan lagi, Fini juga.
Lalu Budiman rebah ke samping dengan
rudalnya masih
di dalam Fini.
Diangkatnya sebelah kaki Fini dan
mulai menyerang
lagi dengan ganas
lewat sela·sela paha Fini.
Tangannya melingkar
di badan Fini.
Bermain·main dengan putting
susunya. |ulutnya menjilati belakang leher Fini, menggigit
lembut
cuping telinganya. |embuat Fini semakin kelimpungan.
Dan selang
beberapa saat kemudian,
"Aku mau
keluar Fin..." Ceram Budiman..
Budiman mencabut
rudalnya. |ukanya merah
padam
menahan agar tidak
langsung nembak. Lalu dia melangkahi Fini
dan
mengarahkan
rudalnya ke muka Fini. Fini terkejut,
tak menyangkah
adegan film bf begini
bakal dialaminya. Namun nalurinya yang
lain
merasa kenikmatan
ini tak ada batasnya. Lalu dia merangkul
paha
Budiman agar
semakin dekat dengan
mukanya. Dan spontal
mulutnya terbuka.
Budiman lantas saja
memasukkan rudalnya
samping mengocok
pangkal rudalnya dengan
keras. Dan tak
lama,
sambil mengerang
hebat Budiman memuntahkan
cairan spermanya
seluruhnya di
mulut Fini.. Sampai cairan putih kental itu menetes·
netes dari
sela·sela bibirnya yang
masih mengjepit rudal
Budiman.
Cemetar paha
Budiman menahan nikmat.
Perutnya mengejang
beberpa kali.
"Dhhhh.
Dhhhh.Dh..." erang Budiman.
Fini ragu akan
menelan atau tidak cairan sperma kental milik
laki·laki pujaanya
ini. Lalu, tak
ada salahnya mencoba,
pikirnya.
Dan ditelannya
sedikit cairan sperma
itu. Dipejamkannya matanya
berusaha menikmati,
dan ternyata diputuskannya, memang
layak
untuk dinikmati.
Sementara Budiman
masih kejang membiarkan rudalnya masih
di mulut
Fini. Dirasanya Fini
mulai menghisap rudalnya.
Ufffffffffff..
Kali ini Budiman yang merasa kewalahan. Dia seakan
kekeringan sperma
saat Fini menghisap lebih kuat lagi.
Dan dibiarkannya
seperti itu agak
lama. Sampai dirasanya,
dia masih bisa
senggama paling tidak sekali lagi.
Dan mulailah dia
meminta lagi pada Fini.
Fini menggeleng
pelan minta dikasihani.
Jujur dia sudah
sangat letih.
Dia sudah merasa
seperti budak seks
laki·laki kasar
ini.
Namun kau
tau sendiri Budiman.
Laki·laki ini menarik
paksa
Fini. Menggendongnya dan membopongnya keluar
kamar. Fupanya
Budiman ingin
sesuatu yang lain.
Dia menuju belakang
rumah.
Dibukanya pintu
belakang. Fudalnya berdiri
tegak, sesekali
menyentuh pinggang
Fini. Dia mau main di pekarangan.
Yah.. Di
bale·bale halaman belakang, Budiman duduk dengan
Fini juga
duduk dihadapannya. Fudal
Budiman sudah menerobos
masuk lagi.
Lalu keduanya mulai
melakukan tarian paling
erotis
yang dapat
mereka lakukan. Hanya
kali ini Budiman
lebih dasyat
menikmatinya. Dia
melakukannya sambil berpelukan
dan
berciuman dengan
Fini. Hanya pantatnya
yang maju mundur
di
bale·bale. Hujan
masih turun, dan
keduanya kecipratan air
yang
turun agak jauh
dari mereka.
Lalu, Budiman
memaksa Fini untuk nungging. Fini
mengerang
entah keenakan
atas kesakitan. karna kali ini ternyata
Budiman
tidak kalah
ganasnya dari tadi.
Bale·bale bambu ini
terasa mulai
goyang.
Sampai Budiman
mencapai lagi orgasmenya
kali ini dan
langsung disemprotkannya
ke punggung mulus Fini.
Fini menghela
nafas lega.
Dan Budiman
membopong Fini lagi ke dalam rumah. Mengunci
pintu dan masuk
ke kamar.
Keduanya reabh di
ranjang ambruk.
"Kau sudah
mengerti maksudku tadi:" tanya Budiman pelan.
"Ìya... apa maksudmu:
"Apa kau
akan memintaku menikahimu lagi:" tanya Budiman.
"Tentu
saja. Aku mencintaimu."
"Justru itu!"
"Maksudnya:"
"Apa kau
akan tahan setiap hari kuperlakukan seperti ini..:"
Diam tak bergeming. Fini memutar·mutar otaknya berpikir.
"Kau memperlakukan
aku seperti pelacur.."akhirnya Fini
menjawab.
"Tidak Fin!
Tak sekalipun aku
bermaksud demikian." Jawab
Budiman. "Aku
selalu begini berhubungan
seks dengan pacar·
pacarku.."
"Setiap hari..:"
"Hampir setiap
hari..."
"Dengan siapa
saja: Berarti ada yang lain selain aku
saat aku
belum memberikan
badanku padamu.."
"Memang iya...! Aku seperti ini..."
"maksudmu:
"Aku tak
tahu pasti... tak
ada perempuan yang
tahan
denganku apabila
sudah mengalami bersetubuh denganku.. |ereka
akan mundur
teratur tak sanggup
melayaniku.." Kata Budiman
pelan.
"Dh..."
Fini ngeri. Namun, tak dapat dipungkirinya